Surat Untuk Ibunda


SURAT UNTUK IBUNDA

Oleh: Firdha Ustin
Perempuan itu bernama Ibu, kala di dekatnya kau dekat dengan Surga.


Assalamu’alaikum Ibu.
Perempuan itu bernama Ibu
Sosok wanita yang hebat, yang telah memperlihatkan aku matahari dan bulan.
Niscaya tiada berbalas meski bumi tiada lagi berotasi.
Perempuan itu bernama Ibu, yang telah melahirkan aku.
Iyaa, Aku... Sosok wanita yang sekarang sibuk mendewasa
tanpa kusadari juga ia semakin menua
Perempuan itu bernama Ibu,
Sosok terhebat, pahlawan kehidupan
Perempuan itu bernama Ibu,
yang pertama kali memperkenalkan ku kepada jendela-jendela dunia
Perempuan itu bernama Ibu,
peluk kasih nya menentramkan jiwa, kasih sayang nya tiada batas
Perempuan itu bernama Ibu, Keridhoannya akan mempermudah segalanya.
Perempuan itu bernama Ibu, bahagiakanlah ia..
Perempuan itu bernama Ibu, kala di dekatnya kau dekat dengan Surga.

Ibu..
Surat ini kutujukan kepadamu, Ibu, kau adalah orang terkasih ku, betapa aku mencintai mu. Surat ini bukti bahwa aku masih mengingat mu, masih meletakkan mu dihati ku. Ibu, terimakasih telah melahirkan, merawat, membimbing, dan membesarkan anakmu ini. Jasa-jasamu tak ada yang mampu membalasnya. Terimakasih Ibu, aku bangga dilahirkan dari rahim wanita hebat seperti mu. Kau bagaikan denyut jantungku, yang selalu memberi ku nafas dalam gerak langkah kaki ku. Denyut jantung yang memberi kehidupan kepada ku.
Haruslah aku banyak-banyak bersyukur untuk mu Ibu. Perjuangan mu dalam menghidupi keluarga sangat luar biasa, perjuangan mu yang rela pulang malam dari kebun, rela berpanas-panasan , rela basah terguyur hujan, rela bekerja di kebun orang demi anakmu, rela berjualan kesana-kemari, dengan jualan apapun itu, kau rela melakukan semua itu, dan tujuan mu hanyalah untuk membahagiakan keluargamu.
                        Ibu, aku sangat mecintaimu, ku tatap kembali foto-fotomu disaat masih muda. Bu.. kau cantik sekali, seperti anak gadismu ini.. Senyum mu merekah tanpa beban. Namun, sekarang wajahmu penuh dengan kerut, semangat mu tak lagi membara seperti dahulu. Bu, betapa banyak dosa yang sudah ku perbuat kepada mu. Membentakmu, melontarkan kata-kata kasar, kata-kata yang tak pantas seharusnya diucapkan dan ditujukan kepada mu. Hati mu begitu lembut, mudah sekali sedih. Ibu… Maafkan diri ini bu..
            Sering aku sedih, seperti kehilangan arah. Ternyata dosaku padamu begitu banyak bu, aku tidak mendapatkan keridhoanmu disaat aku membentakmu. Jiwa ini sepi, jiwa ini seperti tidak ada apa-apa nya karena aku telah mendurhakai mu buk. Ketika kita jauh anakmu ini baru tersadar, betapa berharganya dirimu,  betapa pentingnya kau dalam hidupku, kau tempat menghibur dikala lara, dikala hatiku gundah, kau lah segalanya ibu.

Yang merasa sunyi adalah adalah jiwa
Sebab rasa rindu yang mendera.
Tak ada penawarnya kecuali sebuah pertemuan dalam cinta.
Itulah cinta Ibu terhadap anak-anakya.
Cinta Ibu tak berbilang, rela meninggalkan surga meski harus mengejar anaknya ke neraka.
I love you Ibu

Malam ini masih di kota perantauan, sendiri tanpa keluarga. Ah entah dengan cara apa dan dimulai dari perkataan apa aku harus mengungkapkan rasa rindu ini. Rindu yang teramat mendalam, rindu aroma tubuhmu, rindu cerita bersamamu, rindu peluk hangatmu, rindu tatapan bola matamu yang berbinar, ah aku rindu pelukanmu Ibu. Rasa rindu ini tidak bisa di elakkan. Dalam kejauahan, aku hanya bisa memandang, ya foto ini. Sebuah foto silam, dengan sedikit buram yang melengkapi.
Kutatap wajahmu Ibu, Wajahmu yang tak lagi muda
Menua karena waktu
Tanpa sadar, ternyata wajahku basah, berlinang air mata.
Kutatapi lagi bekas senyummu pun sudah membekas kerut
Rambut hitammu kian memutih, perlahan badanmu kian lunglai.
Hanya doa yang bisa ku pinta dengan yang maha kuasa, agar kehidupanmu diberi kesehatan, umur dan rezeki yang berkah, dijauhi dari segala beban, terlagi beban karena kami, anak-anakmu bu ... Pinta ku kepada Allah saat doa pada malam ku, izinkan waktu bisa selalu bersamanya, izinkan aku mendapatkan kesuksesan secepatnya, dan  menunaikan keinginannya untuk berangkat ke Baitullah. Oh Allah.. Allah? Tak ada yang tidak mungkin bagi mu kan? Izinkan aku ya Allah, perkenankanlah doa-doa ini. Betapa aku sangat mencintainya. Tidak ada yang mampu membalas segala jasa-jasanya. Aku hanya bisa menjadi seperti apa yang di inginkan nya, ya.. anak sholehah. Aku ingin menjadi gadis penghafal Al-Qur’an seperti yang diinginkannya. Inginku persembahkan tahta raja bak mahkota di kepalanya kelak.
Ibu, kaulah alasan mengapa aku begini. Menjadi perantara mu untuk ke surga dan mempermudah ku untuk mendapatkan keridhoan mu Ibu, ridho dari mu akan mempermudah segala urusanku di dunia dan akhirat bu, sebab ku tahu ridho orang tua, pasti ridho Allah jua. Itu sebabnya surga dekat dengan mu. Pepatah berkata surga terletak di bawah telapak kaki mu. Bu, lagi-lagi betapa mulianya engkau bu. Aku ingin menjadi sebab untuk mu masuk surga. Begitu juga sebaliknya, aku ingin meraih surga berkat ke Ridho-an mu bu. Ibu, aku ingin menjadi wanita sholeha, yang menjaga kehormatannya demi kewajiban dan teruntuk orang-orang yang aku cintai. Aku ingin menjadi sebab kalian masuk surga dengan menjaga segala kehormatannya demi orangtua.
Ibu, tidak ada yang mampu menggantikan mu di dunia ini. Perjuangan mu tiada batas. Kasih sayang mu sepanjang masa. Izinkan aku terus berada disampingmu hingga syurga-Nya. Izinkan aku menjadi alasan mu untuk berbahagia. Kaulah wanita terhebat, berjuang tanpa lelah demi anak-anak mu, kau lah teman terbaikku, orang yang selalu sabar, selalu menyayangi, dia adalah guru terbaikku, Allah.. Betapa diri ini mencintainya, izinkan kami dapat bertemu kembali di Surga Mu Rabbi..

Pintaku ku pada mu Rabb..
Jaga dia, Lindungi dia
Jauhkan dari segala marabahaya
Berkahi setiap gerak langkah kakinya
Permudah segala urusan nya
Kuatkan dia disaat tubuhnya melemah
Berikan dia kesehatan, jauhkan dari segala penyakit-penyakit tua Ya Allah
Genggam dia tiap detik dalam nikmat Iman dan nikmat Islam mu ya Allah
Jadikanlah masa tua nya agar selalu mendekatkan diri Kepada-Mu, bertaubat kepada-Mu, menghabiskan waktunya agar selalu beribadah kepada-Mu, Bertasbih karena Mu, Bersholawat karena Mu, niatkan dia, luruskan niat nya yaAllah.
Pertemukan kami di Jannah-Mu
Bukan kah engkau menjanjikan kami akan bertemu kembali di surga?

Ibu engkaulah kunci surgaku, surgaku ada dibawah telapak kaki mu, betapa mulianya kedudukanmu Ibu. Ridho Allah terletak pada ridho mu. Ingin aku mendapatkan sepenuhnya keridhoanmu, karena ridho mu akan mempermudah segala urusanku bu. Teringat tujuh belas tahun silam saat kita masih tinggal di Lau Bakeri, salah satu nama daerah di Sumatera Utara. Kala itu semua berada di dalam rumah, sedang diluar terdengar suara rintik-rintik hujan. Aroma rerumputan mengeluarkan bau menyengat.
Kau memulai pembicaraan “Dulu si pida (sebutan untukku, anak gadisnya) waktu kecil sering ibuk gendong, sering dicium, dulu dia cengeng (sebutan untuk orang yang suka nangis). Ibu ngurus kalian duh repotnya,,, belum lagi abang dan kakak mu, kalian masih kecil-kecil ibu bawa ke sungai, kalian main air, sedangkan ibuk nyuci, belum lagi bawa pakaian, perjalanan dari sungai kerumah jauh, menggendong kamu fir, kakak dan abangmu bantuin bawa kain. Duh kalau ingat-ingat itu ya perjuangan, ujar Ibunda”. Rasanya ketika mendengar apa yang diucapkan Ibu, membuat hati ini menangis, dengan mengingat segala masa kecil yang kuhabiskan dengan nya. Betapa lelahnya ia, mengurus anak-anaknya, mengurus rumah tangga, mengurus segala kebutuhan kami, sedih sekali bu, lelahmu belum bisa terbayarkan oleh apapun.
Sekarang sangat jauh berbeda, Ibu maafkan Firdha yang sekarang, sudah sibuk mendewasa dan tanpa kusadari kau semakin menua. Maafkan Firdha semakin hari semakin jarang menghubungimu, anakmu terlalu sibuk dengan teman-teman barunya. Maafkan Firdha buk. Ibuk.. terimakasih atas jasa-jasa mu, berkat mu lah anak-anak mu bisa merasakan kehidupan yang sekarang, berkat jerih payah mu aku bisa merasakan pendidikan di kota orang bu. Firdha janji akan bahagiakan Ibu, Firdha gak bakal sia-siakan pengorbanan Ibu selama ini. Firdha gak mau buat ibu kecewa. Firdha gak mau ibu sakit hati karena tutur kata ini.

 Ibu, Kau adalah seseorang yang sangat berjasa dalam kehidupan ku, kau telah berjuang membesarkanku, tanpa mu aku takkan hadir dalam indahnya kehidupan, Ibu terimakasih engkau telah rela merawat ku hingga aku menjadi seperti sekarang

Sepucuk surat ini sederhana, bukti cintaku kepadamu, ku hadiahkan kepadamu, wanita yang rela waktunya ku habiskan demi labirin labirin hidupku. Baitan kata yang ku rangkai kini takkan dapat menggantikan semua yang kau korbankan  kepadaku dan kepada tiga orang adikku, walaupun semuanya ku tuliskan dengan tinta emas sekalipun.

Ibunda..
Garis-garis tuamu yang barangsur hadir, umurmu yang tak lagi muda, dan semuanya yang lambat laun berubah..
Seiring waktu yang terus-menerus menelan detak masa.
Namun, senyummu itu, tetap selalu hadir, tiap ku senang, sedih, gundah, bahkan ketika amarahku muncul, engkau takkan berubah dengan kehangatan cinta kasihmu itu.

Ibunda..
Ku bersyukur sekali, Allah tlah menurunkan kepadaku sosok bidadari surga yang sangat sempurna, Yang tak rasakan lelah dalam tugasmu..
Tak pernah letih membimbingku, Tak pernah mengeluh akan kesusahanmu,
Takkan habis cintamu kepadaku,Takkan kau hadirkan raut sedihmu,
Ketika kau terluka akan sikapku,Dalam ego yang tak tentu arah.

Ibunda..

Maafkan aku yang terkadang anggapmu tak perhatikanku..
Maafkan aku, jika lidahku tlah menyakitimu, membuat mu bersedih hati,
Maafkan aku, jika saat ini ku belum bisa membahagiakanmu..
Maafkan aku bunda..

Ibunda,
Tak cukup cintaku tuk membalas semuanya,
Semua yang kau lakukan demi anakmu ini,
Tak hitung harta, tak hitung waktu,
bahkan engkau berani korbankan nyawa, Demi aku, anakmu.
Demi hadirkan diriku di dunia ini..

Ibunda..
ku iringkan doa dalam iringan cintaku padamu, iringi doa dalam sujud-sujud panjangku.
Semoga Allah memberikan cinta-Nya padamu,
Semoga Rahim-Nya selalu buatmu, yang mengasihiku setiap denyutan waktu,
Semoga Allah memberikan  Surga-Nya yang terindah, kelak kepadamu,


Ibunda,
Berjuta kata pun, takkan bisa ku ungkapkan betapa bahagianya aku menjadi anakmu, menjadi sebab mu bahagia.
Akhir kata.. Izinkan aku membahagiakan mu, setiap detik. Bu.. inginku padamu selalu, semoga kita dapat terus bersama sampai surgaNya

Ibunda,
Aku ingin menjadi seseorang yang memberikan tahta mahkota kepadamu, Doakan aku agar selalu dipermudah dalam menghafal kalam Allah. Aku sedang berusaha bu, Ridhoin aku ibunda, agar Allah juga mempermudah segalanya.

"Terima kasih ibu, Aku sayang ibu..."

Wassalamu’alaikum wr wb. Salam cinta dari akssu Anak mu, Firdha.

Komentar